Haiii..
Bermula dari status
salah satu teman saya di Facebook yang intinya teman saya itu miris
melihat orang tua yang memposting foto anaknya yang baru beberapa bulan
sudah minum susu dari dot, apa yang bisa dibanggakan anak megang dot
padahal usianya baru beberapa bulan. Latar belakang belakang teman saya
ini adalah konselor laktasi. Dari post status teman saya itu
katakanlah namanya Mrs X, komentar bermunculan baik yang responnya
setuju dengan statusnya dia itu maupun tidak senang dengan statusnya
itu. Yang setuju tentulah ibu-ibu yang menyusui langsung anaknya sesuai
kaidah (caelah!! kaidah) manajemen asi maupun asip yang direkomendasikan
oleh para ahli. Seperti menyusui ASIP tidak boleh pake dot harus pakai
gelas atau sendok, karena kalau pakai dot bikin gigi rusak dan nanti
bingung puting. Yang tidak setuju tentu saja para ibu-ibu yang tidak
menyusui anaknya atau menggunakan dot. Kalau mungkin teman saya ini
tidak nulis di FB mungkin, respon yang tidak suka tidak sebanyak itu.
Yang namanya FB pastilah isinya teman-teman kita. Apapun status yang
kita posting di FB sudah pasti dibaca oleh teman-teman kita berbeda
dengan blog, kalau mau baca blog pasti seseorang harus buka blognya dulu
kan, kalau gak suka ya tidak usah liaht blognya (makanya saya lebih
bebas nulis di blog.. hehe)
Kalau saya sendiri,
saya menyusui L selama 2 tahun, asi ekslusif 6 bulan. L sempat
menggunakan dot ketika saya masih kerja waktu usianya 2 bulan - 5 bulan
(usia 6 bulan juga kadang dia masih pakai dot juga siy.. hehe). Saya
juga pernah posting dia foto dia pakai dot pas usia dia 1 bulan-an kalau
gak salah. Alesannya seneng aja, segala hal yang baru yang seorang anak
lakukan pasti seorang ibu seneng donkkk.. Dari mulai nonggeng pertama,
gigi pertama sampai dia jatuh pertama juga kalau bisa siy di foto juga..
Hahaha. Curhat dikit L jatuh pertama pas usia dia 7 bulan karena apa ?
Mamanya ketiduran (jeduuggg!!!).
Oke kembali ke soal post
status tersebut. Jujur !! baca statusnya temen saya itu, saya agak
kesel tapi langsung istighfar aja (paling komentar Apaan siy ini ?
Anakmu anakmu, anakku anakku. hihi!!). Yaaa mungkin teman saya tidak
mengetahui latar belakang dibalik postingan foto anak yang sedang megang
botol dot tersebut. Seperti saya bilang, saya juga post foto anak saya
megang dot (hehehe).
Kalau
saya sendiri kenapa anak saya minum dari dot karena mama saya alias
neneknya si L, gak bisa kalau harus ngasih minum dari cangkir atau
sendok, katanya sayang kebuang-buang gimanapun asi kan dari darah
ibunya. Saya menghargai mama saya dan tidak mau merepotkan mama saya.
Udah mau dibantuin ngurusin anak aja, saya udah bersyukur banget ampe
guling guling. Walaupun ada baby sitter, tapi saya gak mau bayi saya
dipegang baby sitter. Namanya baby sitter tetap aja orang lain, saya
lebih percaya sama mama saya. Isi dot itu sendiri tetaplah ASIP doonk.
Pada awalnya saya sempet berdebat sama mama saya, jujur yang saya paling
takutkan adalah anak saya bingung puting. Tapi satu omongan mama saya
yang menguatkan saya "Kamu harus percaya anak kamu pintar, dia
bisa bedain antara puting ibunya dan dot bayi. Gimanapun rasa puting dan
dot itu beda. Kamu harus percaya dan yakin anak kamu gak akan bingung
puting selama kamu kamu masih sering nyusuin dia langsung".
Omongan mama saya menyakinkan saya, saya harus percaya sama anak saya
dan saya berhenti berdebat soal pakai dot atau cangkir buat ASIP.
Intinya kalau saya sendiri mempercayai instuisi saya kepada sebagai
seorang Ibu. Alhamdulillah anak saya tidak pernah bingung puting, ketika
usia 6 bulan dia sudah bisa minum dari sedotan lalu belajar minum dari
gelas tanpa ada masalah. Giginya juga gak rusak. Ya mungkin bener kata
Mama saya, seorang ibu harus percaya anaknya pasti bisa. Ini nih foto
anak saya ngedot, umurnya sekitar 1 bulan.
Saya
dulu juga termasuk orang yang memandang Ibu yang tidak mau memberikan
ASI ke anaknya adalah Ibu yang kurang berusaha. Tapi semua pendapat saya
itu berubah ketika saya mengenal Ibu-ibu yang lain yang betapa mereka
ingin sekali dan berusaha keras untuk menyusui anaknya. Malah usaha
mereka supaya ASInya keluar lebih keras daripada usaha saya. Tapi ada
beberapa kondisi yang mereka sudah malakukan segala daya upaya tapi
emang ASI-nya tidak keluar. Ada lagi kisah seorang Ibu yang sebenarnya
malessss banget menyusui anaknya, bagi dia menyusui anaknya adalah beban
tapi herannya ASI malah keluar terus walaupun dia jarang menyusui. Bagi
saya ASI seperti rezeki, kita bisa berusaha tapi semuanya kembali ke
Tuhan apakah mau memberikan atau tidak. Segala teori mengenai Supply dan
Demand seperti tidak berlaku dalam kasus mereka. Sedih lho perasaan
para ibu yang sebenarnya ingin dan sudah berusaha supaya bisa ASIX
anak-anaknya tapi tidak berhasil lalu disalahkan karena dianggap kurang
berusaha.
Saya
sendiri punya pengalaman masalah per-ASI-an. Waktu saya masih bekerja,
saya akui saya kesulitan waktu dan tempat untuk memompa ASI, terutama
masalah waktu kalau masalah tempat masih bisa diusahakan. Tidak semua
tempat kerja memahami dan memfasilitasi ibu menyusui untuk bisa memompa
asi, minimum dikasih waktu untuk memompa, lebih bagus dikasih fasilitas breastfeeding room.
Karena kesulitan waktu, saya kejar-kejaran ASI banget. ASI hari ini
untuk besok. Padahal saya sudah tiap malam mompa ASI tapi gak tau
kenapa, mompa ASI tiap malam gak pernah banyak (mungkin udah kecapean,
ngantuk kali yaaa.. ). Waktu itu saya harus memilih tetap bekerja tetapi
ada kemungkinan anak saya mungkin tidak bisa ASI Eksklusif atau
berhenti bekerja dan cita cita saya supaya Lativa bisa ASI 2 tahun
terpenuhi. Kembali lagi itu adalah keputusan Ibu. Kondisi saya
memungkinkan untuk berhenti bekerja, pencari nafkah utama di keluarga
kami masih suami saya. Walaupun saya tidak bekerja, Mr A masih bisa
menafkahi kita bertiga. Tapi lain ceritanya jika para Ibu tersebut
adalah pencari nafkah utama di keluarga mereka, mungkin saja mereka
harus memilih mengambil resiko kemungkinan anak mereka tidak bisa ASI
Eksklusif.
Sekali lagi saya tidak
mau menghakimi siapun, karena semua pilihan masing-masing. Tidak semua
teori-teori yang ada bisa dipraktekan ke setiap orang. Untuk teman dan
orang terdekat saya, tentu saja ketika mereka hamil, saya akan
menganjurkan dan memberi semangat mereka untuk memberikan ASIX anaknya.
Kreana bagaimanapun ASI banyak banget manfaatnya. Tetapi ketika ada
kondisi dimana mereka tidak memungkinkan menyusui anaknya, sama sekali
bukan hak saya untuk menggurui dan menghakimi mereka. Pecayalah
melahirkan dan menyusui adalah bagian paling mudah dari keseluruhan
proses pengasuhan anak (Its True!!).
Love,
S
Follow my instagram & twitter @sashashafia
No comments:
Post a Comment