Wednesday, September 18, 2013

99 Cahaya di Langit Eropa

Halooo,

Oke, saya mau post ini karena ini adalah salah satu novel yang saya baca. Saya gak tau gimana mama saya ngajarin saya supaya cintaaa banget sama buku. Yang jelas saya dan adik laki-laki saya penggila buku. Buku, majalah, novel semua saya suka baca. Bahkan majalah TEMPO selalu jadi rembutan antara papa, saya, dan adik laki-laki saya. Saya baca majalah-majalah TEMPO dan INTISARI dari mulai SMP lhoo(betapa kutu bukunya saya..!!)

Baiklah fokus kembali ke post sesuai judul. Asal mula saya ketemu novel ini di Gramedia. Biasanya kalau saya ke toko buku saya gak pernah tau mau beli apa, kayak cuci mata aja walaupun pasti aja ada buku yang ditenteng. Saya maleeees kalau harus berkeliling ke rak-rak buku yang berjejer, biasanya saya pasti ke bagian buku laris atau new arrival. Disinilah saya liat buku ini. Hmmmm sejak saya mutusin untuk pakai Jilbab, saya memang lebih tertarik baca-baca buku bacaan ringan tentang keislaman. Judul 99 Cahaya di Langit Eropa, bikin saya penasaran.

 

Singkat cerita, novel ini meceritakan kisah perjalanan mba Hanum Rais selama beberapa tahun di Eropa mengikuti tugas suaminya. Ada banyak bahasan menarik yang bisa dibaca pada novel. Dan bagi saya sendiri saya bersyukur saya tinggal di Indonesia, yang mayoritas penduduk mayoritas sehingga tidak terlalu banyak sikap diskriminasi dan sebagainya karena hijab yang saya pakai. 

Salah satu yang ditulis mba Hanum di novelnya, ketika dia dan seorang temannya namanya Fatma (kalau gak salah, saya lupa.. hehe) lagi di sebuah cafe di Austria. Ketika disana di dekat meja mereka ada sekelompok orang yang yang sedah membahas tentang Croissant. Jadi sekelompok orang tersebut bercanda kalau mereka makan croissant berarti makan Islam karena bentuk croissant seperti bendera turki (Saya percaya mereka bercanda.. think positive sodara sodara!!). Okeh tanggapan Fatma ini sangat elegan menurut saya, dia panggil pelayan dan bayarin sekelompok orang tersebut (tanpa mereka tau pastinya yaaa) sambil memberi catatan namanya dan emailnya dan kasih tau bahwa dia muslim. Hahahahaha kebanyang bingungnya sekelompok orang itu mau bayar tiba-tiba tagihannya ternyata udah dibayar oleh seseorang yang agamanya baru saja mereka jadikan bahan bercandan. Hebat FATMA !! ==> saya SKSD  padahal gak kenal. hihi. 

Saya belajar dari Fatma ini. Jujur aja walaupun saya tinggal di Indonesia tetap aja ada aja orang-orang yang berkata negatif pada awal-awal saya pake hijab. Tapi kalau kita diomongin orang diemin aja, kalau perlu jauhin aja daripada emosi.

Kedua tentang Turki.Gara-gara baca novel ini saya jadi penasaran pengen ke Turki. Ke Spanyol dan Austrianya juga kepengen siyy tapi apa daya belom ada kesempatan, mudaha-mudahan ada rezekinya kapan kapan bisa kesana. Ngarep!! Detailnya nanti saya post di bahasan khusus pas saya ke Turki.

Ketiga tentang Louvre. Aahhh saya baca novel ini nyeeeeseeeelll banget waktu saya ke Louvre gak ke bagian Islamic History. Maklumlah dulu pake tour jadi ngikut aja apa kata tour leader.Ternyata di Islamic Section ini banyak souvenur atau hadiah dari Khalifah Islam untuk Raja-Raja di Eropa yang bertuliskan kaligrafi Arab kuno. Mudah-mudahan suatu saat saya dikasih kesempatan untuk kesini lagi. Amiin. Selain tentang Louvre, hal yang menarik bagi saya certa tentang Masjid Agung Paris (Saya lupa namanya apa, susah pakai bahasa Perancis). Jadi ada kisah ketika Paris jatuh ke tangam NAZI, salah satu imam Masjid ini menyembunyikan ratusan Yahudi di dalam Masjid. Kebanyang kalau ketahuan, nyawa jadi taruhannya. Inilah menurut saya Islam yang sebenarnya mengajarkan kebaikan, kasih sayang, kerukunan beragama. Saya sendiri berteman dengan pemeluk agama lain dan saya berhubungan baik dengan mereka. Sayang sekali kalau agama dijadikan alasan untuk membenci atau menghakimi orang lain (ceritanya lagi serius book!!)

Kalau saya ceritain semuanya kayaknya panjang ya, kalau penasaran beli aja bukunya.. hehehehe


Love,
S
Follow my instagram & twitter



@sashashafia


 



No comments:

Post a Comment